Tugas Kuliah Hanyalah Mitos

  • Minggu, Juli 19, 2020
  • By Yahya Muhaimin
  • 0 Comments

Uhhuuyyy

Assalamu’alaikum,. Apa kabar,.??
.
Pertama kali saya membuat blog ini, tujuannya untuk memancing diri sendiri untuk lebih rajin menulis,. Apapaun itu bentuk tulisannya, entah itu tulisan ngelantur atau hanya paraphrase tulisan dari internet,.. entah nantinya akan bermanfaat atau hanya sekedar media komunikasi diri -salah satu saran dari psikiater bagi yang memiliki mental health issue-,. Pernah nonton film Joker kan, salah satu film fenomenal dipenghujung tahun 2019 kemaren yang menceritakan tentang seseorang yang mengidap mental illness, sehari-harinya harus pergi ke psikiater yang menyarankan Arthur Fleck(tokoh utama) untuk menuliskan sebuah jurnal dimana hal ini bertujuan untuk merekam apa yang ada dipikiran dan perasaannya diluar kepala. Yang nantinya buku ini dikenal dengan “Joke Book”. Fans DC Comics pasti udah paham lah ya,..
.
Eeettttt,… bukan berarti saya mengidap Mental illness dong,. Hanya saja seperti yang sudah saya jelaskan diatas. Nulis itu seperti berinteraksi dengan diri sendiri, merekam percapakan yang ada dikepala dan demi menjaga akal agar tetap waras. 

.

Bicara soal ngeblog, dulu karena saya anak Warnet yang tujuannya hanya untuk ber-medsos ria walau kadang sesekali diselingi dengan War game online seperti kebanyakan anak Warnet. Saya sewaktu SMP pernah buat blog dengan memanfaatkan platform mywapblog (yang sekarang sudah mati). Dulu seinget saya cuman hanya ada satu konten tok, yang isinya saya pun sudah lupa,.. ­wkwkwk, iseng aja.
.
Tepat setahun lalu -gak tepat” banget sih, lebih beberapa hari-, blog ini muncul ke dunia Internet untuk pertama kalinya, yang artinya usia blog ini sudah 1 tahun lebih beberapa hari,. Yeeaayyy -_-
Semangat nulis diawal-awal bikin blog ternyata gak menjalar seterusnya alias gak istiqomah, yang hanya memuat 2 konten tok, Selanjutnya blog ini kosong hingga akhir tahun 2019.
Sempat fakum lama, blog ini Kembali memuat beberapa konten berisi tugas kuliah,. 1-3 konten lah, yang artinya blog ini gak sepenuhnya mati,..
Terus lanjut ke series #keamananinformasi , yang masih dalam bentuk tulisan paraphase tugas kuliah,. Tapi, dari itu semua saya jadi lebih melihat perspektif lain dari hanya sekedar tugas kuliah,.
.
Semenjak series #keamananinformasi ini saya buat dan untuk pertama kalinya (lagi) saya share di Story Whatsapp, ada temen yang menanggapinya dengan pertanyaan :
“kalau one day one post gitu, dosen emang beneran ngecekin satu-satu,.?”,
saya jawab dengan santai dong,. “Bodo Amat”.
Eh, dia tanya lagi dong “tapi ngerasa kesel gak sih, udah ngerjain capek-capek tapi di cek juga nggak,.. terus apa gunanya ngasih tugas, kalo gak dikoreksi salahnya dimana,.?”
.
Mendengar hal itu, saya jadi mikir lagi,.. lahh kok iya, ada benernya,.. ngapain capek-capek ngerjain kalo ada dosen yang berpikiran tugas dari si A udah dikumpulin, berarti dikasih nilai,.. akhirnya pemikiran inilah yang jadi landasan mahasiswanya untuk berfikiran “yang penting ngumpulin tugas”,..
.
Tapi kalau kita melihat perspektif lainnya lagi, sudah menjadi rahasia umum sih kalau seorang pengajar didalam intansi(yang platformnya hanya lingkup sekolah atau kampus) itu memiliki waktu yang terbatas, dimana aktivitas dalam perkantoran sudah ditetapkan oleh role yang ada. Ngasih materi sesuai sks - njelasin materi - ngasih tugas/evaluasi ke anak didik - UTS dan UAS - ngasih nilai – DONE ,.
Semua gerak-geriknya sudah ditetapkan oleh role tersebut,. Jadi gak bisa meluangkan waktunya hanya untuk mengajarkan sesuatu yang detail dari A sampai Z ke anak didiknya.  Berbeda, dengan seorang pengajar yang memang dikhususkan untuk menangani satu bidang dan itu bukanlah platform yang pertemuan antar pengajar dengan pendidik dibatasi dengan waktu. 

.
Mungkin karena saya termasuk orang yang idealis, saya selalu memegang prinsip “kalau saya bisa mengerjakan tugas(kuliah) itu secara maksimal dan bisa saya pahami, Saya akan kerjakan. Tapi kalau tugas yang diberikan ke saya itu dirasa gak bisa maksimal dan bukan sesuatu yang saya anggap ‘menarik’, saya lebih memilih meninggalkannya ketimbang ngerjainnya gak maksimal” ,..
.
Waaiiitt,… menjadi idealis bukan berarti harus pakem dengan prinsip yang dipegang, melainkan harus memilah situasi yang ada,. Kalau sifatnya UTS/UAS, mana berani saya mengabaikannya,. Yang pastinya tidak dong,….
.
Dan juga Saya lebih memilih untuk menikmati proses, contohnya untuk kasus tugas ngrangkum materi ke blog seperti #keamananinformasi. Saya jadi bisa belajar hal baru dimana belum diajarkan pada materi perkuliahan, dalam hal ini yakni HTML dan CSS (mengatur tampilan blog/web).
Kalaupun semisal saya sudah tau kalau ujung-ujungnya nanti gak bakal dikoreksi, bisa saja saya ngrangkum materinya asal-asalan, yang penting judulnya OKE,.. bisa saja saya mengatur tampilan blog yang biasa-biasa, ngapain sih ribet mikirin tampilan blog agar menarik,.? Kalau ujung-ujungnya gak bakal dikoreksi,.??? Haaaa,..?? ngapain,..???
.
Kembali lagi kalau saya lebih memilih menikmati proses,. Dan saya tau, “saya tuh bisa lho, bikin sesuatu yang lebih dari ini,.. masa mau yang biasa-biasa aja,.? Pastinya Tidakk doong,.”.
Saya selalu percaya kalau apa yang kita kerjakan saat ini suatu saat akan ada manfaatnya entah untuk diri sendiri maupun orang banyak nantinya,. Walau untuk sekarang, manfaat itu masih saya sendiri yang merasakan,..
.
Yoii,.. Mantaapp,…

You Might Also Like

0 komentar