Esensi dari sebuah Kewajiban

  • Sabtu, Desember 19, 2020
  • By Yahya Muhaimin
  • 0 Comments

Yuuhuu,.. lama gak isi blog nih,. -5 bulan kemana ae bang,.?-

.

lagi gak ada bahan buat ditulis soalnya, atau mungkin sebenernya ada cuman lebih milih untuk di keep di otak, dan,.. Buuufffff,. HILANG,..

.

semester-semester 'tua' -sebenernya gak tua2 amat sih- , adalah fase normal dimana  jumlah matakuliah(makul) yang diambil sedikit, tapi,............................................................................... tanggungjawabnya yang lumayan. tanggungjawab dalam artian, ada beberapa makul yang bakal nentuin atau mungkin materinya bakal berpengaruh dalam penyusunan tugas akhir kelak di Semester 7 (normalnya). -setidaknya itu yang aku rasakan-

wedeewww,.. gak kerasa udah mau semester 7 aja nih, rasa-rasanya kayak baru kemaren jadi Mahasiswa. tahun depan udah semester 6 trus 7 --> nyusun Skripsi --> Lulus --> Wisuda --> Kerja --> Nikah --> Punya anak --> hidup bahagia bersama keluarga --> menyelamatkan dunia,..... -dan membantu pasukan Eldia-Marley menghentikan Rumbling Titan Eren- 😳

 

                                                                                                                                cr : pinterest

Oke, balik lagi ke Narasi awal, dimana semester 'tua' makulnya mulai sedikit,. Tapi, disetiap pertemuan hampir ada tugas, Yaapp,. HAMPIR ADA TUGAS,. TUGAS,.. dan bersifat Continu. -Assyekk sekaleee-.  ditulisanku sebelumnya, soal Mitosnya tugas Kuliah. ditulisan tersebut, aku menuliskan pernyataan yang penuh dengan ego, 

 

"Kalau saya bisa mengerjakan secara maksimal dan bisa dipahami, bakalan tak kerjain. tapi kalau saya rasa kurang maksimal, bakal tak tinggalin"

 

Aku melupakan satu hal yang cukup penting, yakni Kewajiban. Yap, Kewajiban sebagai Mahasiswa.
mau tidak mau, kewajiban kita sebagai mahasiswa ya ngerjain Tugas. Entah kita paham atau tidak, bisa atau tidak, dapat esensinya ataupun tidak, bahkan suka atau tidak. ya, harus dikerjakan. sebab, itu syarat untuk mendapatkan nilai.

.

pertanyaannya,. seberapa mudahnya kita melakukan sebuah tindakan, namun sulit untuk kita bisa mengambil Nilai/esensi dari tindakan yang kita lakukan. dalam hal ini soal kewajiban.
layaknya kewajiban kita sebagai umat muslim, seberapa sering kita sholat hanya untuk sekedar menggugurkan kewajiban,.?? namun, lupa dengan esensi yang sesungguhnya. hal inilah yang akhirnya menjadikan kita terlena dengan Nilai dasar dari apa yang kita kerjakan. 

.

Tidak sedikit hal yang kita sukai dari apa yang kita pilih, tidak sedikit juga hal yang tak kita sukai dari apa yang kita pilih.

initinya kita harus dan akan terus mencari hal yang setidaknya bisa kita ambil dan kita terapkan pada kehidupan kita. Sebab, bukan tentang apa yang kita pilih,namun bagaimana kita bisa mengambil tindakan dan tetap bergerak dengan sebuah rasa penyesalan yang datang diawal kita memilih.

Jadikan rasa penyesalan itu menjadi hal yang dapat membuat perubahan.

.

.

Okghey,..👍😉

 

You Might Also Like

0 komentar